Rabu, 20 Agustus 2008

Jangan Pernah Baca Buku Jika tak Ingin Tersesat

laki-laki ini (Hasan Aspahani, kanan) pernah berpesan padaku ketika dia menyempatkan diri berkunjung ke kota hujan (Bogor), jangan pernah kamu membaca sastra, tapi biarkan sastra membacamu.
sontak, aku terdiam. tak tahu apa yang dimaksud dengan kata "membaca". sebab sampai saat ini pun, aku masih saja membaca. sedangkan HAH berkata, biarkan sastra membacamu. jujur, ketika kali pertama aku mendengar kalimat yang dia ucapkan, sempat sejenak bodoh.tak tahu harus berkata dan berpikir apa.
akhirnya, setelah dua hari berselang, ketika aku bertemu dengan salah seorang teman. dia bercerita tentang anak kecil yang berusia sekitar lima tahun, tak tahu harus berbuat apa ketika seorang guru memberikan sebuah buku bacaan yang di dalamnya bersisi tentang huruf-huruf yang harus dia hafal jika ingin naik tingkat. dengan polos, bocah lima tahun itu menjawab. apa yang harus aku baca? lebih baik aku bermain dengan teman-teman di luar sambil mengenal lingkungan.
aku tersadar dan berpikir, inikah jawaban atas pertanyaan yang diajukan HAH kepadaku. bocah lima tahun yang belum bisa mengeja huruf-huruf, tapi sudah bisa bilang "lebih baik aku di luar bermain dengan teman-teman sambil mengenal lingkungan,"

Dony P. Herwanto
Buitenzorg

Tidak ada komentar:

Sumbangan Karya Silahkan Dilihat