Sabtu, 04 Oktober 2008

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H

buat seluruh saudara dan teman-temanku

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Semoga di hari yang fitri ini, kita bisa mempererat tali persaudaraan yang dulu pernah hilang.

salam budaya!!!

Minggu, 31 Agustus 2008

Rasaya Said

Selamat Menunaikan Ibadah Puisi ya
semoga safari Ramadhan teman-teman/keluarga Besar Teater Lugu masih tetap menjadi bagian dari budaya yang membuat kita semua kian menyadari bahwa, keluarga adalah segalanya.

setahun lalu, aku masih bisa menikmati bulan puasa bersama Teater Lugu, betapa indah saat itu. yang ada adalah bersama. jujur, itu satu hal yang sampai saat ini susah dilupakan.

SEMOGA TEATER LUGU TETAP JAYA DI PANGGUNG KESENIAN.

MARHABAN YAA RAMADHAN

tabik,
Dony P. Herwanto

Rabu, 20 Agustus 2008

Jangan Pernah Baca Buku Jika tak Ingin Tersesat

laki-laki ini (Hasan Aspahani, kanan) pernah berpesan padaku ketika dia menyempatkan diri berkunjung ke kota hujan (Bogor), jangan pernah kamu membaca sastra, tapi biarkan sastra membacamu.
sontak, aku terdiam. tak tahu apa yang dimaksud dengan kata "membaca". sebab sampai saat ini pun, aku masih saja membaca. sedangkan HAH berkata, biarkan sastra membacamu. jujur, ketika kali pertama aku mendengar kalimat yang dia ucapkan, sempat sejenak bodoh.tak tahu harus berkata dan berpikir apa.
akhirnya, setelah dua hari berselang, ketika aku bertemu dengan salah seorang teman. dia bercerita tentang anak kecil yang berusia sekitar lima tahun, tak tahu harus berbuat apa ketika seorang guru memberikan sebuah buku bacaan yang di dalamnya bersisi tentang huruf-huruf yang harus dia hafal jika ingin naik tingkat. dengan polos, bocah lima tahun itu menjawab. apa yang harus aku baca? lebih baik aku bermain dengan teman-teman di luar sambil mengenal lingkungan.
aku tersadar dan berpikir, inikah jawaban atas pertanyaan yang diajukan HAH kepadaku. bocah lima tahun yang belum bisa mengeja huruf-huruf, tapi sudah bisa bilang "lebih baik aku di luar bermain dengan teman-teman sambil mengenal lingkungan,"

Dony P. Herwanto
Buitenzorg

Cerita es krim dan donat

disadur dari Harian JogloSemar

Cerita Es Krim dan Donat

Perbedaan itu indah. Hal ini setidaknya terungkap dari acara Teater berjudul 2 Penggerutu karya Putut EA dengan sutradara Galih Bagus Perdana. Teater yang diadakan oleh komunitas Teater Lugu dari Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS) di Teater Arena TBS (Taman Budaya Surakarta), Selasa (3/6).
Ratusan pengunjung memadati ruangan dalam Teater Arena, penonton yang datang tidak hanya dari UMS saja, namun juga beberapa mahasiswa yang tergabung dalam komunitas teater UNS, seniman bahkan masyarakat luar. Tepuk tangan diberikan oleh pengunjung terutama saat mereka menemukan adegan yang menurut mereka menarik.
Sutradara teater, Galih Bagus Perdana menuturkan pada Joglosemar bahwa sebenarnya 2 Penggerutu ini dipertunjukkan oleh komunitas Teater Lugu UMS.
Dalam teater ini nampaknya Galih ingin menyampaikan bahwa suatu perbedaan ini ternyata indah, maka seharusnya segala bentuk perbedaan disikapi dengan cara saling menghargai bukan dengan perpecahan. “Perbedaan menimbulkan variasi dan keanekaragaman bukannya perpecahan. Itulah yang ingin saya sampaikan dalam bentuk teater dengan harapan bisa memberikan inspirasi bagi semua orang,” tutur Galih.
Ketidakpuasan
Diceritakan, ada dua tokoh dalam pementasan teater ini yaitu Karim sebagai seorang penggelandang dan Nawal seorang pengusaha sukses, masing-masing dari mereka selalu menampakkan ketidakpuasan dan selalu mengeluhkan tentang segala yang kurang dalam dirinya.
Tokoh Nawal mengeluhkan mengenai kemalangannya dalam urusan cinta. Sedangkan Karim sebaliknya, ia selalu merasa tidak mujur dalam urusan materi. Namun anehnya dengan perbedaan yang mereka punyai rasa saling iri muncul dari diri mereka berdua.
Keduanya saling bertengkar dan mencerca. Pada akhirnya perbedaan ini dapat disatukan serta sifat saling iri dapat ditepis hanya karena ide sederhana yang muncul yaitu dari sebuah cerita humor yaitu es krim dan donat.
Dari kekonyolan dalam mempertanyakan “Kenapa kau suka donat?” dan ‘Kenapa kau suka es krim?” akhirnya membuat mereka tertawa terbahak-bahak seakan lupa bahwa sebelumnya mereka selalu saling mencerca. Setelah sama-sama saling menertawakan kebodohan mereka sendiri, akhirnya mereka sadar akan indahnya perbedaan itu.
Keinginan sutradara muda dalam menggarap teater dengan judul 2 Penggerutu ini muncul dilatarbelakangi oleh lingkungan sosial yang ia alami dalam kehidupan sehari-hari ketika segala perbedaan entah itu kecil maupun besar selalu membuat kondisi yang tidak baik.
Galih mengakui bahwa pementasan ini baru pertama kalinya ia lakukan. “Terus terang ini merupakan pengalaman menjadi sutradara untuk pertama kalinya bagi saya, seperti terlihat, penontonnya banyak dan termasuk berhasil,” ucapnya.
Ia adalah sutradara muda yang termasuk dalam komunitas Teater Lugu UMS. (aje)

Pementasan Putu Wijaya (Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta)


Beberapa waktu yang lalu, kami melihat pementasan yang dipentaskan oleh Putu Wijaya.
Pertama kali ketika datang di TBJT, kami sempat membayangkan bagaimana pementasan ini.

Setelah memasuki Teater Arena TBJT, seketika itu juga pementasan dimulai. Diatas panggung terlihat sebuah bendera, sangkar burung, dan sebuah kursi. Pementasan diawali oleh cerita dari "sang" Putu Wijaya. " Saya sudah tua, tapi saya masih bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh anak muda." kira-kira itulah yang dikatakan olehnya. Setelah itu beliau menceritakan tentang cucunya yang menanyakan tentang arti kemerdekaan itu sendiri. Beliau kemudian marah ketika cucunya menanyakan tentang kebenaran kemerdekaan itu sendiri. Seketika itu, beliau menceritakan tentang seorang kakek yang mempunyai seekor burung. Sang kakek berharap supaya burung itu dapat bebas dari sangkar itu. Kira-kira itulah cerita yang diangkat dalam pementasan beliau.

Kami sempat terkagum oleh kemampuan beliau dalam gesture. Walau di usia yang cukup tua, beliau masih sanggup melakukan gerakan-gerakan yang rata-rata dilakukan oleh kalangan muda. Pada pementasan ini, beliau juga sering melakukan komunikasi dengan penonton dan melakukan canda-canda yang menggelikan penonton.

Selasa, 19 Agustus 2008

sekedar berinfo

saat aku menyosialisasikan Jurnal Bogor, khususnya rubrik budaya di hadapan ratusan anak sekolah se- Bogor Raya.

banyak kesempatan bagi teman-teman yang ingin menyalurkan bakat menulisnya.

buitenzorg

Selasa, 17 Juni 2008

Pementasan Teater "2 Penggerutu"


Pada tanggal 3 Juni 2008, teater lugu baru saja melakukan pementasan teater yang berjudul "2 Penggerutu". Pementasan ini disutradarai oleh Galih Bagus Perdana. Pemain oleh Roni, Okbrin, Adjie, Heri, dan Vicky. Pementasan ini mengisahkan tentang 2 orang yang berbeda latar belakang dan berbeda status sosial yang bernama Nawal dan Karim bertemu di sebuah taman. Nawal adalah seorang eksekutif muda sedang Karim adalah seseorang yang senang berpetualang. Kedua orang ini adalah orang yang berwatak keras kepala. Beberapa topik pembicaraan sering tidak menemukan titik temu, bahkan permasalahan makanan pun sering dijadikan bahan perdebatan diantara keduanya.


Pementasan ini dilakukan di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta. Pementasan dimulai pada pukul 19.30 wib. Pementasan ini dihadiri oleh beberapa petinggi-petinggi di Teater Lugu sendiri dan beberapa teman-teman teater kampus baik dari UMS bahkan dari UNS serta beberapa seniman-seniman teater di Solo. Pementasan ini adalah pementasan yang dilakukan oleh teater Lugu setalah jenjang waktu 15 tahun. Pementasan ini juga sebagai awal dari Galih selaku sutradara seperti yang diutarakan oleh Galih sendiri, "Pementasan ini adalah awal dari saya memulai sebagai seorang sutradara".

Semoga ini menjadi awal yang baik buat Teater Lugu selanjutnya. Sehingga pementasan-pementasan selanjutnya dapat lebih baik lagi. Jaya Teater Lugu!!.

SALAM BUDAYA!!!

Minggu, 08 Juni 2008

Idealisme Seorang Sutradara

Sekarang sudah menjadi hal yang umum bahwa seorang sutradara merupakan seseorang yang menentukan kualitas dari sebuah pementasan. Seorang sutradara kadang melakukan sesuatu yang menurutnya "pas" untuk dijadikan sesuatu dalam pementasan dalam hal ini pementasan teater. Menurut saya, kadang idealisme itu membuatnya merasa disegani, dihargai, atau mungkin dibenci. Disegani jika apa yang dia putuskan membuat semua kru-krunya merasa nyaman dan jika pementasan yang dilakukan sukses. Dihargai jika semua semua belah pihak juga merasa dapat ikut serta dalam menyumbangkan ide-idenya jika dirasa kurang "pas" oleh orang lain disekitarnya. Dan dibenci jika dalam prosesnya seorang sutradara merasa dirinya paling benar dan pada akhirnya pementasan tersebut membuat orang lain disekitarnya kecewa.
Idealisme sutradara sendiri tidak bisa lepas dari karakter sutradara sendiri. Seperti anda sekalian tahu bahwa ada berbagai macam tipe sutradara. Dari Sutradara tipe diktator sampe sutradara yang low profile terhadap pemainnya. Tetapi hal ini juga tidak lepas dari lingkungan yang banyak mempengaruhi kepribadian seorang sutradara. Selama saya mengikuti beberapa sutradara dalam prosesnya, saya baru sadar ternyata tidak semua sutradara dalam prosesnya memiliki idealisme yang sama. Semoga dengan adanya sutradara-sutradara muda di teater Lugu dapat memberika suasana baru di dunia keteateran, khususnya di kota solo.
SALAM BUDAYA.....!!

Minggu, 01 Juni 2008

Pementasan Teater " Dua Penggerutu "

Hari ini adalah h-2 dari pementasan "dua penggerutu" yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2008 di teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta. Hari ini para pemain sudah mulai memasuki masa karantina. Para pemain dituntut untuk dapat mendalami peran yang dimainkannya. Dalam masa karantina ini, para pemain diharuskan oleh sutradara untuk mengurangi komunikasi dengan orang yang dirasa mengganggu dalam pendalaman peran. Saya selaku koordinator dari setting dan lighting saat ini baru saja menyelesaikan lighting yang akan dilakukan sebagai latihan malam kali ini. Semoga pementasan kali ini dapat berjalan dengan lancar dan tanpa halangan apapun. Dukungan dan doa dari teman-teman semua dapat membantu kami semua dalam menjalankan pementasan kali ini.

SALAM BUDAYA!!!

Minggu, 30 Maret 2008

In loving memory Herry Sukmana a.k.a Emon (1982-2008)

Telah meninggal dunia saudara, kakak, adik, teman, sahabat kami teater LUGU :

HERRY SUKMANA (1982-2008)

Maafkan segala kesalahan yang telah dibuat baik yang disengaja mapun tidak.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.
Semoga amal baiknya diterima disisi-Nya. Amiiinn...

Selasa, 25 Maret 2008

The PHOTOS of teater LUGU


Breakfast together Oret?


The dancers of LUGU


The dancer and her choreographer


Lugu and the lecturers.

Display

The Bothaqers

The Big Family of Teater Lugu



Temu alumni psikologi 1983-2004


Ibarat sebuah rumah, pertemuan ini begitu dirindukan semua orang. Rumah dengan taman yang hijau, kicau burung, derak air, dan canda anak-anak.
Semua ibaratkan pertemuan selayak rumah. Lewat jendela, kita bisa melihat indahnya gunung Lawu, Merapi dan Merbabu. Lewat pintu utamanya, kita mempersilahkan orang yang lewat mengintip isi dalam rumah ini.
Canda tawa anak dan kicau riang burung, mengiringi pertemuan ini, entah sampai kapan semua bertemu kembali dalam ruang, dan waktu yang sama.
Aku akan sertakan meja, kursi, perabot dapur dan lampu yang selalu menerangi isi rumah kita. Selayaknya senja, aku kirimkan potongan puzzle yang harus kau susun sesuai dengan apa yang kita cita-citakan dulu.
Rawatlah rumah ini, seperti engkau merawat tubuh dan pikiranmu, jangan biarkan rumah yang telah kita bangun lewat kucuran keringat ini amblas ke tanah, luluh, lantah, bak entah.
Rawatlah pertemuan ini, dan kenanglah, karena setelah kita melalui jembatan itu, tak mungkin kita kembali lagi.
Buitenzorg, 200308
Dony P. Herwanto

Tulisan diatas dibacakan pada saat temu alumni Psikologi UMS 1983-2004.

Agenda ini merupakan salah satu ajang pembuktian atas eksistensi teater LUGU yang ditunjukkan kepada punggawa-punggawa psikologi masa lalu. Hal ini terbukti dari pengisi acara yang sepenuhnya dipercayakan kepada teater LUGU untuk membuat para punggawa-punggawa psikologi bernostalgia, ditambah lagi agenda ini dipimpin oleh MC terkenal dan ternama yaitu Pandu (the one and only) & Surya, yang keduanya hingga saat ini masih tercatat sebagai anggota keluarga besar teater LUGU, apalagi Pandu adalah bunda teater LUGU. kru yang mengisi acara ini dari team musik diantaranya; anang "bom-bom", didik, roni, david, yoga "glendoh", netral, yuslam "unta", galih "jembling", nawang, & erin; team tari ada shelly & vicky; pantomim ada aji dan fajar "rambo"; dan puisi ada tri and heri. semoga lugu seperti RRI yaitu sekali di udara tetap di udara, tetap berkarya, JAYA LUGU !!

Pandu Wibisono.

Senin, 24 Maret 2008

Pameran Lukisan "The Balance"

Tanggal 17 - 19 Maret 2008 Teater Lugu baru saja mengadakan pameran lukisan. Pameran lukisan kali ini diikuti oleh beberapa teman-teman dari fakultas Psikologi UMS baik yang masih aktif ataupun tidak. Pameran diadakan di Gedung J Fakultas Tehnik UMS. Walaupun dengan persiapan yang terkesan seadanya, tapi kami bersyukur dari antusiasme dari para penggemar lukisan. Hal ini dapat berjalan karena kerjasama saudara-saudara selama berlangsungnya pameran lukisan. Semoga hal ini dapat memacu teman-teman untuk berkreasi lebih baik.

Salam Budaya!!!

Kabar yang mengubur



siapa namamu...Lugu
tanya langit pada tanah
ketika itu ia hanya menjawab
"aku hanya sebuah tempayan"
lalu langit bertanya
tentang siapa yang ada di dalam tempayan itu
tanah menjawab
"anak-anak yang ingin membesarkan tempayan itu,"
"lalu siapa mereka", tanya langit

mereka tak lain dan tak bukan,
wadah itu sendiri.. lugu
yang selama ini menjadi tempat berlindung dari terik matahari
dan derasnya hujan

Doni P. Herwanto
Minggu, 16 Maret 2008

Sumbangan Karya Silahkan Dilihat