Ibarat sebuah rumah, pertemuan ini begitu dirindukan semua orang. Rumah dengan taman yang hijau, kicau burung, derak air, dan canda anak-anak.
Semua ibaratkan pertemuan selayak rumah. Lewat jendela, kita bisa melihat indahnya gunung Lawu, Merapi dan Merbabu. Lewat pintu utamanya, kita mempersilahkan orang yang lewat mengintip isi dalam rumah ini.
Canda tawa anak dan kicau riang burung, mengiringi pertemuan ini, entah sampai kapan semua bertemu kembali dalam ruang, dan waktu yang sama.
Aku akan sertakan meja, kursi, perabot dapur dan lampu yang selalu menerangi isi rumah kita. Selayaknya senja, aku kirimkan potongan puzzle yang harus kau susun sesuai dengan apa yang kita cita-citakan dulu.
Rawatlah rumah ini, seperti engkau merawat tubuh dan pikiranmu, jangan biarkan rumah yang telah kita bangun lewat kucuran keringat ini amblas ke tanah, luluh, lantah, bak entah.
Rawatlah pertemuan ini, dan kenanglah, karena setelah kita melalui jembatan itu, tak mungkin kita kembali lagi.
Buitenzorg, 200308
Dony P. Herwanto
Tulisan diatas dibacakan pada saat temu alumni Psikologi UMS 1983-2004.
Agenda ini merupakan salah satu ajang pembuktian atas eksistensi teater LUGU yang ditunjukkan kepada punggawa-punggawa psikologi masa lalu. Hal ini terbukti dari pengisi acara yang sepenuhnya dipercayakan kepada teater LUGU untuk membuat para punggawa-punggawa psikologi bernostalgia, ditambah lagi agenda ini dipimpin oleh MC terkenal dan ternama yaitu Pandu (the one and only) & Surya, yang keduanya hingga saat ini masih tercatat sebagai anggota keluarga besar teater LUGU, apalagi Pandu adalah bunda teater LUGU. kru yang mengisi acara ini dari team musik diantaranya; anang "bom-bom", didik, roni, david, yoga "glendoh", netral, yuslam "unta", galih "jembling", nawang, & erin; team tari ada shelly & vicky; pantomim ada aji dan fajar "rambo"; dan puisi ada tri and heri. semoga lugu seperti RRI yaitu sekali di udara tetap di udara, tetap berkarya, JAYA LUGU !!
Pandu Wibisono.